13 September 2010

Seri Cerita Remaja: Pemuda di Dalam Gua


Kisah ini berkaitan dengan surat Al Kahf (18) dalam Al Qurah. Sekitar empa ratus tahun setalah Nabi Isa as,  ada seorang penguasa yang sangat kejam. Dia bernama Kaisar Decius, dan dia mengatur dan menguasai Kekaisaran Romawi yang meliputi Spanyol hingga Teluk Persia. Sang kaisar adalah seorang pemuja berhala, dan rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan diharuskan untuk mempercayai banyak dewa dan dewi.
Mereka melakukan persembahan korban kepada para para dewa dan dewi. Ada dewa perang, dewi cinta, dewa matahari, dewa laut, dan banyak lagi. Beberapa dari dewa tersebut disimbolkan dengan patung. Rakyat diperintahkan untuk membayar upeti khusus pada sesembahan atau menghadapi kemungkinan akan kehilangan nyawa.
Banyak rakyat yang termasuk Nasrani pada waktu itu hanya percaya pada satu Tuhan, Allah, dan Isa sebagai utusan-Nya. Sang Kaisar tidak menginginkan rakyat mengikuti agama Allah yang diungkapkan oleh Nabi Isa as.
Di tengah-tengah kekaisaran Romawi, ada sebuah kota yang disebu Ephesus. Kota itu berlokasi di pesisir  Laut Mediterania. Ephesus adalah kota yang sibuk dengan pelabuhan besarnya dimana para pedagang dari seluruh penjuru kerajaan datang untuk jual beli barang-barang mereka.
Di jantung kota tinggallah beberapa pemuda, sekitar tujuh orang, yang kesemuanya percaya pada satu Tuhan, Allah. Mereka membentuk kelompok kecil dan berdoa pada Allah memina pertolongan dari tekanan dan ketidak adilan di negeri itu. Mereka bertujuh tidak mau menyembah berhala seperti perintah Kaisar Decius. Allah mendengar doa mereka dan memberikan kekuatan di hati mereka sehingga mereka tidak menjadi takut untuk memproklamirkan kepercayaan mereka pada orang-orang di Ephesus.
Suatu hari pemuda-pemuda itu pergi ke bazaar dimana banyak orang berkumul untuk berbelanja. Ketujuh pemuda berdiri di atas sebuah panggung sehingga seluruh oran yang berada di bazaar dapat melihat dan mendengar apa yang mereka katakan.
Kata mereka bertujuh, “Tuhan kami adalah Tuhan Penguasa surga dan bumi. Kami tidak akan menyebut tuhan selain Dia, karena jika kami melakukannya, itu sungguh-sungguh suatu kebohongan!”
Kerumunan di bazaar tiba-tiba berhenti, orang-orang memandang kepada para pemuda yang dengan terus terang memproklamirkan keimanannya. Ada seorang di dalam kerumunan yang percaya dengan pemuda-pemuda itu tapi dia sangat takut untuk mengatakannya.
Setiap waktu, siapapun orang yang berbicara tentang kebenarang Tuhan Yang Maha Esa, Allah, mereka disiksa. Orang lain dalam kerumunan berseru pada ketujuh pemuda di atas panggung.
Para pemuda tidak takut dan melanjutkan, “Jika orang kita memuja tuhan lain disamping Allah, mengapa tidak mereka bawa sebuah otoritas yang jelas dan meyakinkan apa yang mereka lakukan? Siapa yang lebih berbahaya daripada seseorang yang menemukan kebohongan tenang Allah?” Bahkan kalimat ini tertulis dalam Al Quran (18 : 14-15)
Ketika Kaisar Decius mendengar tentang perubahan kepercayaan oleh tujuh orang pemuda, dia memanggil mereka dan bertanya mengenat keyakinanan ketujuhh pemuda tersebut. Mereka berkata pada kaisar bahwa mereka hanya menyembah satu Tuhan yaitu Allah, tidak ada lagi selain Dia. Kaisar Decius menjadi sangat marah, dan memberi waktu mereka tiga hari untuk kembali kepada kepercayaan nenek moyang. Kaisar berkata, jika mereka tidak kembali menjadi penyembah berhala, maka ketujuh pemuda itu akan dihukum mati.
 Ketujuh pemuda kemudian melarikan diri ke gua di atas gunung tinggi berjarak beberapa mil, untuk menyelamatkan diri dari hukuman mati kaisar, karena mereka tidak mau menyembah berhala. Dalam perjalanan itu, turut serta pula seekor anjing. Si anjing berjaga di depan pintu masuk gua.
Ketika para pemuda mencari tempat perlindungan di dalam gua, mereka berdoa. “Rabbana atina mil-ladunka Rahma, wa hayya lana min amrina rashada.” Artinya, “Ya Tuhan, limpahkanlah pada kami rahmat-Mu dan tolonglah kami untuk keluar dari masalah ini dalam sebuah jalan kebenaran.”  (18 : 10)
Setelah mendapatkan keamanan dalam gua, pemuda-pemuda itu merasa lelah setelah pelarain dan memutuskan untuk beristirahan. Mereka berencana tidur selama beberapa jam.
Agar supaya pemuda-pemuda pemberani itu terlindungi, Allah menunjukkan sebuah keajaiban dan menjaga mereka tetap tidur selama lebih dari tiga ratus tahun.
Saat para pemuda itu terbangun, mereka pikir mereka hanya tidur hanya dua jam. Salah satu dari mereka berkata. “Menurutmu berapa lama kita sudah inggal di sini?”
“Sehari atau setengah hari.” Jawab yang lain. ‘Tuhah lebih tahu berapa lama kita tidur di sini. Salah satu dari kita pergilah ke kota, bawa uang ini, agar kita mendapatkan makanan. Tetapi pergilah dengan sangat hati-hati agar orang-orang di kota tidak mengetahui tentang kita.”  Tertulis dalam (18 : 19)
Para pemuda sudah merasa kelaparan. Salah satu dari mereka segera pergi ke kota unuk membeli makanan. Sebelum dia meninggalkan gua,  temannya memperingatkan agar tidak mengatakan penyembah berhala berada di mana. Maka pemuda yang diutus temannya tadi menuruni gunung menuju kota, dia merasa asing di sana. Dia tidak mengenal orang-orang. Dan juga, semua pakaian yang dikenakan penduduk kota telah berubah, berbeda dari yang dia kenakan. Suasana sekitar, gaun-gaun, bahasa yang masyarakan gunakan dan gaya hidutp, semuanya telah berubah.
Pemuda tadi tidak percaya bahwa kota telah berubah dengan cepatnya selama beberapa jam.
Si pemuda lalu pergi ke bazaar dan menemukan penjaga toko yang menjual makanan. Ketika si pemuda mengeluarkan uangnya, si penjaga toko memperhatikan dengan lekat-lekat. “Dari mana kamu mendapatkan uang ini?” tanya si penjaga.
“Saya menyimpannya dari hasil pendapatan saya, Pak.’ Jawab si pemuda.
“Uang ini beredar tiga ratus tahun lalu!” Seru di penjaga toko.
Si pemuda terkejut bukan main dan orang-orang di bazaar mengerumuninya. Dia sekarang sadar bahwa Allah telah menyelamatkannya dan teman-temannya dari penguasa kejam dan menyembah berhala dengan membuat ketujuh pemuda itu tidur di dalam gua sangat lama.  
Saat mereka bangun itu, kota Ephesusu telah berubah. Kekaisaran Romawi, Decius telah berakhir lama dan sekarang berganti menjadi Kekaisaran dengan pemerintahan yang toleransi. Si pemuda menceritakan kejadian yang menimpanya.
Sementara itu, beberapa pengawal kerajaan Theodosius, yang berkuasa sekarang, juga datang. Ketika terdengar kabar cerita bahwa orang asing di bazaar adalah salah satu dari tujuh pemuda yang telah melarikan diri ketika masa Decius untuk menyelamatkan diri dari hukuman mati, dia dan kerumunan mengikuti si pemuda ke gua.
Allah lah yang menyebabkan pemuda-pemuda di dalam gua itu meninggal, hanya karena Allah telah menidurkan mereka selama tiga ratus sembilan tahun. (18 : 25), dan raja Theodosius memerintahkan untuk membangun meonumen di sekitar gua.
Kisan mereka menjadi terkenal sepanjang Kekaisaran Romawi sebagai salah satu kebenaran dan keindahan keajaiban Allah yang disebutkan dalam Al Quran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar