13 September 2010

Seri Cerita Anak: Wanita yang Kejam dan Seekor Kucing


Ada seorang wanita yang memiliki seekor kucing. Dia adalah si wanita kejam dan memperlakukan kucingnya dengan kasar. Pada suatu hari Nabi Muhammad berkata pada kawan beliau sebuah kisah tentang wanita yang kejam itu. “Dia tidak memelihara kucingnya dengan cara yang benar.” Kata beliau, “Dia tidak memberi apa pun pada kucingnya untuk dimakan atau diminum.”
Oleh karena itu, kucingnya menjadi sangat kurus, dan bulunya rontok. Wanita kejam tersebut memiliki watak yang sangat buruk. Ketika sedang marah, dia pernah menendang kucingnya atau melemparnya keluar rumah dan membuat si kucing harus tinggal di jalanan sepanjang malam.
Lama-kelamaan, kucingnya menjadi sangat ketakutan pada wanita pemiliknya. Setiap kali wanita itu mendekat, si kucing  menangis dan bersembunyi di bawah meja atau kursi.
Seorang lelaki, tetangga wanita itu sangat marah melihat keadaan seperti itu. Suatu ketika dia datang untuk menjenguk wanita pemilik kucing itu.  “Kau sangat kejam kepada kucingmu!” Kata si tetangga. “Kucing adalah salah satu ciptaan Allah, sama seperti kita! Kau sudah melakukan kesalahan besar!”
Wanita itu sangat marah ketika dia mendengar nasihat tetangganya. “Pergi sana!” Dia menghardik tetangganya. “Kucing itu milikku. Aku bisa memberlakukan apa saja sesusaku! Pergi dan tinggalkan aku sendiri!”
Tetangganya sungguh tidak senang dengan tanggapan wanita kejam. Lalu, dia memikirkan sebuah rencana untuk menyelamatkan si kucing malang. Si tetangga kembali ke rumah wanita tersebut dan menunggu hingga malam tiba. Dari balik pintu, tetangga itu mendengar si wanita kejam sedang berteriak pada si kucing.
“Keluar kau dari sini, binatang kotor!”  Teriak wanita kejam, “Aku tidak mengizinkan kau ada di rumahku malam ini!”
Lelaki, tetangganya itu, mendengar kucing menangis dan terjungkal karena wanita kejam melemparnya ke jalan. Lalu, si wanita kejam membanting pintu.
Tetangga si wanita tadi menunggu beberapa menit untuk meyakinkan si wanita bahwa dia tidak akan datang lagi ke rumahnya. Kemudian, lelaki itu pergi ke jalanan. Di sana ada si kucing yang sedang duduk memelas di depan rumah si wanita, memohon pada wanita agar membuka pintu dan membiarkan kucing masuk. Hati si tetangga dipenuhi rasa iba terhadap kucing.
“Kau makhluk yang malang.” Tetangga itu berkata. “Lihat, betapa kurusnya engkau.” Dia berjongkok dan mengambil kucing. Dia menenangkan kucing dan binatang itu berhenti menangis.
“Aku akan membawamu ke rumahku.” Kata pria tetangga. “Dan memberimu makan.”
Ketika si tetangga kembali ke rumah, dia mengisi piring dengan beberapa makanan dan memberikannya pada kucing. Binatang malang itu makan dengan lahapnya. Segera, piring menjadi kosong. Makanan telah habis dengan cepat. Pada akhirnya, si kuring telah kenyang dan meletakkan diri di lantai untuk tidur.
Pagi berikutnya, si wanita kejam tidak menemukan kucingnya. Dia mencari ke sana-kemari. Dia mencari di jalanan. Dia juga mencari di pasar. Tapi kucingnya tidak ketemu. Wanita itu sangat marah.
“Seseorang telah mencuri kucingku.” Dia berkata pada dirinya. Lalu, dia ingat apa yang dikatakan tetangganya bahwa harus berhenti memperlakukan kucing dengan kejam.
“Tetanggaku pasti telah mengambil kucing itu!” Katanya yakin. “Dia pasti satu-satunya orang yang mungkin mencurinya!”
Maka wanita itu pergi ke rumah tetangganya. Dia mengetuk pintu dan berseru dengan marah. Tetangga itu membuka pintu.
“Aku tahu, kau mencuri kucingku!” Seru wanita kejam. “Dasar pencuri! Kembalikan padaku sekarang juga!”
“Tidak.” Sahut tetangganya. “Kau wanita kejam dan tidak  pantas untuk memelihara kucing!”
“Aku ingin kucing itu! Cepat kembalikan!” Si wanita kejam berseru lagi. Dia menjadi semakin marah.
Aku tidak akan memberikannya padamu hingga kamu berjanji bahwa kau akan memperlakukannya dengan baik.” Tetangganya memberi penawaran.
Ketika si wanita mendengar ucapan itu, tertawalah dia pada dirinya sendiri. “Dasar lelaki bodoh!” Katanya dalam hati. “Yang harus kulakukan adalah berjanji agar kucingku kembali.”
Maka, wanita itu berpura-pura tidak marah sama sekali. Dia tersenyum pada tetangganya. “Tentu saja aku akan merawatnya dengan baik jika kau mengembalikannya padaku.” Katanya dengan suara bersahabat.
“Kau berjanji? Kau akan memberi makan kucing ini dan tidak akan melempar ke jalan?” Pinta tetangganya.
“Ya, ya, aku berjanji.” Si wanita meyakinkan. “Aku akan memberinya makan dan merawatnya. Mulai sekarang aku tidak akan kejam lagi.”
Apakah si wanita menjaga janjinya? Tidak. Sungguh malang, tetangganya mempercayai ucapan wanita tadi dan memberikan si kucing kembali.
Si wanita kejam melihat kucingnya kembali ke rumah dan memperlakukannya dengan lebih kejam daripada sebelumnya. Dia mengikatkan tali di leher kucing dan mengikat tali tersebut di kursi.
Sekali lagi, dia tidak memberi makan kucing malang itu. Binatang malang itu menjadi lebih kurus dan lemah. Dalam waktu singkat, kucing itu mati.
Nabi selesai bercerita. “Betapa buruk yang dilakukan wanita itu!” tangis salah seorang sahabat Nabi. “Sungguh kejam dia!”
Nabi pun menyetujui ucapan sahabat beliau, “Kejadian itu membuat Allah sangat marah kepada si wanita kejam.” Ucap beliau.
Tentu saja wanita itu tidah hanya kejam. Dia juga berkata bohong. Dia telah terikat dengan dosa besar karena telah menyakiti salah satu makhluk hidup ciptaan Allah. Wanita yang memperlakukan kucingnya dengan kejam tidak diampuni dari dosanya dan Allah akan mengirim wanita kejam tersebut ke neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar