15 September 2010

Semut-Semut Kecil


Nabi Muhammad Salallahu alihi wassalam dan sahabat-sahabatnya (Radiallahu anhum), suatu ketika sedang beristirahat selama perjalanan. Mereka membangun kemah sebagai tempat untuk beristirahat.
Nabi pergi berkeliling ke tenda-tenda. Beliau berbicara pada setiap orang untuk memastikan bahwa segalanya dalam keadaan baik.
Kemudian, tidak jauh dari area kemah, beliau melihat api yang menyala. Seseorang telah menyulutkan api untuk membuat api unggun. Api tersebut dapat menghangatkan tubuh, karena keadaan di gurun pada malam hari sangat dingin.
Nabi yang mulia yang melihat api itu kemudian berjalan mendekati serombongan pria yang sedang menghangatkan diri di dekat api. Beliau juga bercakap-cakap pada mereka..
Tiba-tiba, beliau melihat sesuatu. Letaknya juga tidak jauh dari tempat dimana beliau dan si pria berada, bahwa di situ terdapat gundukan yang dibuat oleh para semut. Tampak bahwa semut-semut itu berlari-lari di sekitar gundukan sarang mereka, berkerja sangat keras, seperti yang biasanya dilakukan oleh kawanan semut.
Beberapa dari semut-semut  menjauh dari gundukan semut, dan Nabi melihat mereka semakin lama tampak sangat dekat dengan api yang disulut oleh si pria. Jika para semut lebih mendekat lagi, mereka tentu akan terbakar.
Nabi mendekat untuk melihat keadaan binatang mungil itu. Semut-semut berada dalam bahaya! Semut adalah binatang ciptaan Tuhan, mereka juga membutuhkan keelamatan.
“Siapa sesungguhnya yang menyulut api di sini?” Nabi bertanya.
Pria yang menyulutkan api menengadah dan berkata, “Aku yang membuat apinya, ya Rasulullah!” Jawab pria tadi. “Aku menghangatkan diri dengan membuat api.”
“Cepat! Singkirkan apinya! Singkirkan apinya!” Nabi memerintakannya memindahkan api segera. Beliau berusaha untuk menyelamatkan sekawanan semut.
Si pria melaksanakan perintah itu segera tanpa menunggu perintah untuk yang kedua kalinya. Dia mengambil selembar selimut dan memadamkan api hingga kobarannya mati.
Lalu, si pria tadi juga melihat sekeliling dan menemukan segerombolan semut dekat tempatnya membuat api. Dia menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengkhawatirkan para semut. Beliau tidak ingin menyakiti mereka.
Dengan demikian, si pria menjadi selalu ingat untuk melihat ke sekeliling dengan teliti sebelum dia membuat api.
“Mungkin di sana tidak ada semut atau binatang lain.” Si pria berkata pada diri sendiri ketika mencari tempat untk membuat api yang baru. “Dan Allah melarang kita untuk menyakiti sesama makhluk hidup ciptaan-Nya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar