29 September 2010

Musim Penghujan Vs Kemarauan?


Bulan-bulan ini merupakan masa percobaan sabar bagi tiap orang, terutama petani. Kondisi alam tidak menentu. Hujan datang dan pergi di luar dugaan. Terik menyengat timbul tenggelam. La Nina mencabik-cabik keberaturan musim. 

Hujan yang tak dinyana, panata mangsa yang tidak lagi berkutik menyebabkan sawah ladang tak lagi menjadi mimpi indah. Bawang membusuk, padi rontok sebelum kuning, cabai enggan memerah. Banjir berkicau di pelosok sampai pusat peradaban.

Itulah impas dari anomali cuaca.

Sobat, di kesempatan ini, saya pengin berbagi soal penulisan cuaca. Saya kutipkan sebuah judul berita dari koran lembar daerah edisi Jateng.



Adakah yang kurang tepat dengan judul tersebut? Menurut saya, penulisan istilah musim penghujan kurang tepat. Jika ada musim penghujan, boleh jadi ada musim kemarauan. Mungkin juga penulis lain akan menulis musim kehujanan, musim dihujani.

Yuk, kita buka KBBI Pusba perihal musim.
 Di halaman 943, lema musim memiliki arti waktu tertentu yang bertalian dengan keadaan iklim. Contoh kalimat: Di Indonesia terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Artinya, istilah musim di Indonesia sudah purna, yaitu musim hujan dan musim kemarau.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar